Beranda Biodata Biografi Nabi Musa, Kisah Nabi Tiga Agama Membawa Bangsa Israel Keluar Dari...

Biografi Nabi Musa, Kisah Nabi Tiga Agama Membawa Bangsa Israel Keluar Dari Mesir

Biografiku.com | Dalam sejarah, Nabi Musa dikenal sebagai Nabi yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir ketika Firaun berkuasa. Nabi Musa juga dikenal sebagai Nabi di tiga agama yakni Islam, Kristen serta Yahudi dan kisahnya tercatat dalam Alquran, Alkitab serta kitab bangsa Yahudi.

Biodata Nabi Musa

Biografi Nabi Musa

Nama : Nabi Musa AS / Moses / Mosheh
Lahir : Tanah Gosyen, Mesir
Wafat : Gunung Nebo, Yordania
Orang Tua : Imran / Amram (ayah), Yukhabad (ibu)
Saudara : Harun, Miryam
Istri : Zipora
Anak : Girsom, Eliezer

Biografi Nabi Musa

Islam mengenalnya sebagai Nabi Musa AS, Kristen mengenalnya sebagai Moses dan Bangsa Israel Yahudi mengenalnya sebagai Moshe. Tidak diketahui mengenai tanggal lahir Nabi Musa, namun para ahli berpendapat bahwa ia lahir di tahun 1523 SM.

Ayah Nabi Musa bernama Imran (Amram) atau Imran bin Qahat bin Lawi bin Ya’qub. Nabi Musa dilahirkan oleh wanita bernama Yukhabad. Diketahui saudara Nabi Musa berjumlah dua orang yakni Harun yang dikenal sebagai salah satu nabi dalam Islam serta perempuan bernama Miryam. Dilihat dari silsilah Nabi Musa, ia diketahui merupakan keturunan dari Nabi Yakub.

Kelahiran Nabi Musa

Nabi Musa lahir ditengah penindasan Firaun terhadap bangsa Israel yang ketika itu menjadi budak bangsa Mesir. Kisah kelahirannya diwarnai dengan mimpi Firaun yang melihat seorang anak dari bangsa Israel akan menjadi pemimpin dan akan menghancurkan Mesir.

Mimpi tersebut membuat Firaun kemudian memerintahkan para prajuritnya untuk membunuh semua bayi bangsa Israel yang lahir di Mesir kala itu. Ia yang baru saja dilahirkan oleh ibunya, Yokhabad kemudian diselamatkan oleh ibunya dengan cara dihanyutkan ke sungai Nil.

Ibunya menyuruh Miryam, kakaknya untuk mengikuti kemana keranjang yang berisi bayinya hanyut. Sejarah menyebutkan bahwa Musa yang masih bayi kemudian ditemukan oleh istri Firaun bernama Asiyah. Dalam Alquran disebutkan bahwa Asiyah mempertemukan Musa dengan ibu kandungnya untuk disusui.

BACA JUGA :  Biografi Linus Torvalds, Kisah Pencipta Linux Sistem Operasi Komputer Terbaik

Asiyah kemudian mengadopsi atau mengangkatnya sebagai anaknya. Sebagai anak dari Asiyah, Musa menjadi pangeran Mesir. Ia memperoleh berbagai pengetahuan terutama mengenai Mesir serta sejarah dari bangsa Israel di Mesir yang dibawa oleh pendahulunya Nabi Yusuf.

Lari Dari Mesir

Sebagai bangsawan Mesir, Musa kemudian leluasa untuk berkeliling Mesir melihat bagaimana kondisi rakyat Mesir kala itu. Ia pun melihat bagaimana kondisi bangsa Israel yang kala itu dijadikan budak oleh bangsa Mesir.

Dikisahkan bahwa Musa membunuh seorang prajurit Mesir karena membela kaumnya yakni bangsa Israel yang ketika itu diperlakukan semena-mena oleh prajurit tersebut.

Menyesali perbuatannya tersebut, Musa kemudian memutuskan untuk lari dan keluar dari wilayah Mesir. Ia berjalan berhari-hari menyusuri panasnya pada pasir. Ia kemudian sampai di negeri Madyan yang kini menjadi wilayah Uni emirat Arab.

Di Madyan, Musa bertemu dengan dua orang gembala perempuan yang ingin memberi minum ternaknya. Ia kemudian membantu mereka dan juga menjelaskan asal usulnya. Atas bantuannya, pemilik ternak bernama Yitro mengundang Musa untuk ke kediamannya.

Ia menceritakan asal usul serta masalah yang ia hadapi. Pemilik ternak tersebut kemudian paham dan menawarkan Musa untuk tinggal bersamanya dan memperkerjakannya sebagai pengembala ternak.

Selama beberapa tahun, Musa membantu Yitro menjaga ternak-ternaknya. Yitro akhirnya menikahkan anaknya bernama  Zipora. Dari pernikahannya dengan Zipora, Musa kemudian dikarunianya dua orang anak bernama Gersom dan Eliezer.

Setelah beberapa tahun tinggal di Madyan, Musa kemudian membawa istri beserta anaknya pergi meninggalkan Madyan. Namun ditengah perjalanan, Ia dan keluarganya sampai di lereng gunung Sinai.

Terpilih Sebagai Nabi / Utusan Allah

Di tempat tersebut, Musa melihat api di gunung tersebut. Karena penasaran, Ia kemudian memberanikan diri pergi melihat sumber api tersebut. Disana, ia mendengar suara yang memanggil namanya. Ia kemudian mencari sumber suara tersebut.

Di gunung itu, Allah kemudian berbicara langsung dengannya. Ia memerintahkan Musa kembali ke Mesir untuk memperingatkan Firaun atas perbuatannya. Ia juga memilih Musa sebagai Nabi untuk menyampaikan pesanNya tersebut.

Setelah mendapat perintah dari Allah di gunung Sinai, Nabi Musa kemudian turun dan menceritakan kepada istri serta mertuanya mengenai peristiwa yang ia alami.

BACA JUGA :  Biografi Bon Jovi - "It's My Life"

Kembali Ke Mesir

Setelah itu, Nabi Musa kemudian berangkat kembali ke Mesir. Sesampainya di Mesir, ia bertemu dengan kedua kakaknya yakni Harun serta Miryam dan menceritakan peristiwa tersebut.

Harun kemudian memahami bahwa adiknya tersebut merupakan Nabi yang dipilih oleh Allah untuk menyampaikan perintah tersebut. Ia serta Nabi Harun menemui Firaun di istananya.

Setelah bertemu dengan Firaun, Ia menyampaikan pesan yang ia dapat dari Allah dan menyuruh Firaun bertobat dan melepaskan bangsa Israel yang kala itu menjadi budak keluar dari Mesir.

Untuk membuktikan bahwa Musa adalah Nabi pilihan Allah, ia melemparkan tongkatnya yang akhirnya berubah menjadi ular hal ini merupakan salah satu mukjizat dari Nabi Musa. Namun Firaun menganggapnya sebagai tukang sihir.

Firaun kemudian memerintahkan para ahli sihir istana untuk melemparkan tali mereka yang kemudian juga berubah menjadi ular. Namun ular dari tongkat itu memangsa ular-ular ciptaan ahli sihir istana tersebut.

Peristiwa tersebut tidak membuat Firaun bertobat. Ia malah semakin menantang Nabi Musa dan menjadi semakin sombong. Kesombongan Firaun membuat Tuhan murka.

Peristiwa pertemuannya dengan Firaun membuat kaum budak Israel percaya bahwa ia merupakan Nabi yang dijanjikan oleh Allah.

Allah kemudian menurunkan berbagai azab di wilayah Mesir atas kesombongannya. Mulai dari kekeringan, hasil panen sedikit serta wabah belalang, katak serta air yang berubah menjadi merah darah. Selain itu, Mesir juga dilanda angin topan.

Membawa Kaum Israel Keluar Dari Mesir

Hal ini membuat Firaun kemudian memohon kepada Musa agar berdoa kepada Allah agar wabah tersebut berhenti. Setelah wabah berhenti, Firaun kemudian menginkari janjinya.

Allah kemudian menyuruhnya untuk memerintahkan bangsa Israel mempersiapkan diri serta perbekalan mereka untuk keluar dari Mesir.

Dalam Alquran dikisahkan bahwa nabi Musa bersama bangsa Israel meninggalkan Mesir diwaktu malam hari. Ia juga membawa jasad Nabi Yusuf keluar bersamanya.

Beberapa lama setelah bangsa Israel meninggalkan Mesir, Firaun kemudian memerintahkan para pasukannya untuk mengejar Musa serta bangsa Israel.

BACA JUGA :  Biografi Meghan Markle, Dari Artis Menjadi Keluarga Kerajaan Inggris

Nabi Musa Membelah Lautan

Dalam Biografi Nabi Musa diketahui bahwa Firaun memimpin ribuan pasukannya mengejar hingga ke tepi Laut Merah. Di tepi laut Merah, Tuhan kemudian memerintahkan nabi Musa mempergunakan tongkatnya untuk membelah Laut Merah.

Peristiwa terbelahnya laut merah dipercaya sebagai salah satu mukjizat nabi Musa. Kisah membelah laut Merah ini juga disebutkan Alquran dan Alkitab.

Bersama dengan bangsa Israel, Ia berhasil menyebrangi laut merah. Firaun juga mencoba menyebrangi laut merah, namun ketika sampai di tengah Allah kemudian menutup laut tersebut dan membuat firaun serta bala tentaranya tenggelam di dalam lautan.

Setelah sampai diseberang lautan, Nabi Musa membawa kaumnya sampai di gunung Sinai. Disini, kaum Israel membuat perjanjian dengan Tuhan.

Ia kemudian naik ke gunung Sinai menemui Allah dan menitipkan pesan kepada Nabi Harun kakaknya untuk menjaga kaumnya dari kemungkaran.

Menerima Sepuluh Perintah Tuhan

Nabi Musa menerima sepuluh perintah Tuhan yang dikenal dengan sebutanĀ The Ten Commandement yang kemudian termaktub dalam kitab Taurat. Kitab ini kemudian dipercaya oleh kaum yahudi, Nasrani serta kaum muslim.

Dibawah gunung, Kaumnya sudah tidak sabar menunggu nabi mereka kembali dari gunung. Meskipun sudah dinasehati oleh Nabi Harun, namun kaum tersebut terdapat golongan yang membangkang.

Nabi Harun tidak bisa mencegah golongan itu membuat patung anak sapi dari emas dan kemudian menyembahnya. Setelah Nabi Musa turun dari gunung membawa dua buah loh batu berisi sepuluh perintah Tuhan, ia kemudian kecewa.

Ia kemudian membanting dua buah loh batu tersebut gambaran dari kekecewaannya terhadap kaumnya yang kembali menyembah berhala. Ia kemudian menghancurkan patung tersebut dan menyeru untuk menyembah Allah.

Setelah dari gunung sinai, Nabi Musa kemudian membawa kaumnya ke tanah yang dijanjikan oleh Allah. Dan mengingatkan untuk selalu menyembah Allah dan mengikuti perintah sesuai dengan kitab taurat.

Nabi Musa Wafat

Setelahnya, Nabi Musa melakukan pengembaraan selama kurun waktu empat puluh tahun meninggalkan kaumnya di tanah yang dijanjikan. Tanah yang dijanjikan itu kini berada di wilayah Israel dan Palestina. Setelah menyelesaikan tugasnya, Nabi Musa wafat. Tidak pernah ada yang mengetahui sampai saat ini dimana nabi Musa dimakamkan.

Banyak yang berpendapat bahwa Nabi Musa dimakamkan di Gunung Nebo, namun di lokasi yang tidak diketahui di wilayah Yordania.

Advertisement