Beranda Biografi Tokoh Indonesia Biografi DN Aidit, Pimpinan PKI Yang Tewas Dengan Kontroversi

Biografi DN Aidit, Pimpinan PKI Yang Tewas Dengan Kontroversi

Biografiku.com | DN Aidit dikenal sebagai Pimpinan Partai Komunis Indonesia atau PKI yang pernah berdiri di Indonesia. Pria yang memiliki nama asli Dipa Nusantara Aidit ini menjadi salah satu tokoh utama PKI ketika pasca pemberontakan Madiun di tahun 1948. Ia juga menjadi aktor utama ketika pemberontakan PKI atau lebih dikenal dengan nama G30 S PKI meletus tahun 1965.

Pasca gagalnya pemberontakan PKI, Para anggotanya ditangkap dan dieksekusi. Nasib DN Aidit sebagai pimpinan PKI juga sama. Ia juga tertangkap di Jawa Tengah dan konon dieksekusi mati di Boyolali. Bahkan keberadaan makam dari DN Aidit juga masih misterius. Bagaiman kisah dan sejarahnya dari DN Aidit ini?

Biografi DN Aidit

Biodata DN Aidit

Nama LengkapDipa Nusantara Aidit
Nama Lahir
Achmad Aidit
LahirTanjung Pandan, Bangka Belitung, 20 Juli 1923
WafatBoyolali, 22 November 1965
Istri
Soetanti
AnakIbarruri Putri Alam, Ilya Aidit, Iwan Aidit, Ilham Aidit, Irfan Aidit
DikenalKetua Partai Komunis Indonesia

Biografi DN Aidit

Ketua Partai Komunis Indonesia ini lahir dengan nama asli Achmad Aidit. Ia dilahirkan di Tanjung Pandan, Belitung pada tanggal 30 Juli 1923.

Keluarga DN Aidit merupakan perantau yang tinggal di Belitung. Mereka berasal dari Sumatera Barat. Walaupun begitu, Di Belitung, Keluarga Aidit sangat dihormati dan dikenal terpandang.

Ayah DN Aidit diketahui bernama Abdullah bin Ismail. Ia dikenal sebagai seorang pemuka agama islam dan pelopor pendidikan Islam. Oleh karenanya, Ayahnya ini sangat dihormati di Belitung. Ibunya bernama bernama Ayu Mailan. Ia dikenal sebagai keturunan bangsawan, anak seorang tuan tanah yang bernama Haji Ismail.

BACA JUGA :  Biografi Andrew Darwis - Pendiri Kaskus

Sejak kecil, Ketua Partai Komunis Indonesia ini yang memiliki nama kecil Achmad Aidit ini tumbuh di keluarga dengan Agama Islam yang kuat. Ia sejak kecil dikenal sangat alim dan pandai mengaji hingga khatam Alquran. Ia juga rajin ke masjid untuk beribadah. (Tirto, 1 oktober 2020).

Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di Belitung, Ia kemudian merantau ke Jakarta tahun 1940. Saat beranjak dewasa juga, Achmad Aidit ini kemudian mengubah namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit.

Merantau Ke Jakarta

Di Jakarta, ketua CC PKI ini sempat mendirikan perpustakaan di wilayah Senen, Jakarta Pusat. Perpustakaan itu ia beri nama Perpustakaan Antara.

Disana juga Aidit melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dagang. Ketika ia melanjutkan pendidikannya inilah ia menjadi mulai mengenal kaum komunis.

Mengenal Paham Komunis

Menurut biografi DN Aidit singkat yang dikutip dari merdeka.com, maka Aidit ini pun mulai bersentuhan dengan komunis ketika ia mempelajari teori politik Marxis dari Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda.

Dimana perhimpunan satu ini pun kelak berganti nama menjadi PKI. Disinilah Aidit ini mulai berkenlan dengan banyak orang penting. Tokoh ini yang nantinya akan memainkan peran politik yang penting di negara Indonesia.

Biografi DN Aidit

Di Jakarta, Aidit berkenalan dengan Soekarno, Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, Chairul Saleh hingga Adam Malik. Ketertarikannya dengan komunisme membuat Aidit menjadi anggota Komunis Internasional.

Ketua Partai PKI

Pasca kemerdekaan, Ia kemudian memberikan dukungan terhadap Marhaenisme Soekarno. Ini kemudian membuat ia dengan mudah menjadi Sekertaris Jenderal PKI.

Karir DN Aidit dalam Partai Komunis Indonesia sangat cemerlang dimana ia dengan mudah menjadi ketua umum PKI. Dukungannya terhadap pemerintahan Soekarno membuat PKI dapat menjadi salah satu dengan pengaruh besar di Indonesia.

BACA JUGA :  Biografi Jenderal A.H Nasution, Sang Jenderal Besar Penggagas Perang Gerilya

PKI dibawah kepemimpinan Aidit menjadi partai komunis ketiga terbesar di dunia setelah Uni soviet dan juga Republik Rakyat China. PKI meraih dukungan kuat dari kelompok masyarakat seperti Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI), Lekra dan lain lain.

Biografi DN Aidit

Tak heran bila pada pemilu 1950, PKI memperoleh banyak dukungan suara. Ini kemudian menjadikan PKI kala itu sebagai salah satu partai terbesar di Indonesia. Mereka kemudian menjadi penyeimbang antara kubu Islam dan Militer yang kala itu cukup berpengaruh.

Kedekatan PKI dengan Presiden Soekarno membuat mereka semakin memiliki pengaruh kuat. Terlebih lagi ketika Soekarno mencanangkan paham Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis).

PKI dibawah kepemimpinan DN Aidit kemudian melancarkan ide ‘Angkatan Kelima’. Ini merupakan ide agar kaum buruh dan tani dipersenjatai.

Tujuan ‘Angkatan Kelima’ ini menurut PKI agar mempu membantu Indonesia dalam konfrontasi dengan Malaysia. Namun ide ini ditolak oleh para petinggi Militer khususnya Angkatan Darat.

Alasan ditolaknya Angkatan Kelima adalah Militer mencuriga Angkatan Kelima sebagai alat untuk merebut kekuasaan yang sah. Ini berkaca pada revolusi yang terjadi di Rusia dan Cina.

Penolakan ini kemudian menimbulkan gesekan kuat antara Milter khususnya Angkatan Darat dengan PKI. Yang pada akhirnya PKI kemudian mencoba merebut kekuasaan melalui peristiwa G30S/PKI.

Otak Dibalik G30S/PKI

DN Aidit kala itu menjadi Ketua CC PKI ketika peristiwa G30S/PKI.  Pada peristiwa beradarah tersebut, Sekelompok prajurit yang berada di bawah kepemimpinan Letkol Untung pun menyerbu rumah dari para jenderal TNI AD.

Para perwira tinggi Angkatan Darat ini dituduh akan bertindak makar kepada Soekarno. Sebanyak 7 perwira tinggi angkatan darat gugur di tangan PKI. Namun pemberontakan yang dilakukan PKI ini berhasil diredam.

BACA JUGA :  Biografi Adisucipto - Bapak Penerbang Indonesia

Beberapa hari setelah peristiwa G30S/PKI, Mayjen Soeharto memerintahkan memburu dan menangkap para anggota dan simpatisan PKI. Hal ini pula termasuk dengan DN Aidit.

Dilansir dari situs merdeka.com dalam biografi DN Aidit, ia diduga merupakan otak atau dalang dari Gerakan 30 September. Pasca gagalnya gerakan G30S/PKI, Ia kemudian melarikan diri.

Biografi DN Aidit

DN Aidit bersembunyi dari kejaran tentara dari Jakarta kemudian pindah ke Solo. Tanggal 21 November 1965, Tim intelijen Brigif IV berhasil mengendus persembunyiannya yang berada di KampungĀ Sambeng, Solo, Jawa Tengah.

Ia bersembunyi di sebuah rumah simpatisan PKI. Kemudian Pimpinan PKI ini berhasil ditangkap saat bersembunyi di dalam lemari. Penangkapan itu dipimpin oleh Kolonel Jasir Hadibroto (Historia, 17 Juli 2020).

Dimana DN Aidit Dieksekusi?

Setelah tertangkap, DN Aidit kemudian dibawa oleh Kolonel Jasir Hadibroto ke Boyolali. Di sana, Ia dibawa ke Markas Batalyon 444, dimana sebelumnya DN Aidit meminta untuk bertemu dengan Soekarno (Merdeka, 1 oktober 2020).

Ketua CC PKI ini kemudian dibawa dan disuruh berdiri di sebuah sumur tua dibelakang asrama markas batalyon 444. Dimana ia diberikan waktu selama 30 menit sebelum akhirnya dieksekusi mati.

Dalam waktu setengah jam tersebut, DN Aidit memanfaatkannya untuk berpidato berapi-api. Tentara yang tak bisa menaham emosinya kemudian menembak tepat ke tubuh pemimpin PKI sekaligus Menteri Kordinator kala itu. Tubuh DN Aidit kemudia roboh diterjang peluru dan masuk ke dalam sumur tua tersebut.

Hingga kini, kebenaran akan bagaimana kematian DN Aidit masih banyak tanda tanya. Bahkan makam dimana DN Aidit dikuburkan pun masih misterius atau belum jelas.

Advertisement