Beranda Biografi Pengusaha Sukses Biografi Hary Tanoesoedibjo, Kisah Sukses Raja Multimedia Indonesia

Biografi Hary Tanoesoedibjo, Kisah Sukses Raja Multimedia Indonesia

Biografiku.com | Hary Tanoesoedibjo dikenal sebagai salah satu konglomerat dan pengusaha media terkenal. Ia bahkan dijuluki sebagai Raja Multimedia Indonesia dan masuk dalam jajaran orang terkaya asal Indonesia.

Hary Tanoesoedibjo dikenal sebagai bos atau pemilik MNC Group, sebuah perusahaan yang bergerak dibanyak sektor media, properti, keuangan, transportasi serta sumber daya alam.

Profil, Biografi, Hary Tanoesoedibjo

Biografi Hary Tanoesoedibjo

Hary Tanoesoedibjo dilahirkan di Kota Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 26 September 1965. Ia merupakan dari seorang pengusaha bernama Ahmad Tanoesoedibjo. Dalam keluarganya, Hary terlahir sebagai anak bungsu dari enam bersaudara.

Terlahir dari keluarga berkecukupan, Hary dapat mengenyam pendidikan yang layak. Setelah menyelesaikan pendidikannya di SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya, orang tuanya kemudian mengirim Hary kuliah ke luar negeri yaitu ke Kanada tepatnya di Carleton University yang terletak di Ottawa, Kanada.

Kemudian setelah menamatkan pendidikan dan mendapatkan gelar Bachelor of Commerce pada tahun 1988, Hary Tanoesoedibjo pun melanjutkan pendidikannya di Universitas yang sama yaitu Carleton University dengan mengambil jurusan magister untuk program Master of Business Administration pada tahun 1989.

Hary Tanoesedibjo memang terkenal amat pandai Gelar master of Business Administration hanya ia capai dalam waktu satu tahun saja. Beliau mempunyai istri bernama Liliana Tanaja Tanoesoedibjo dan memiliki 5 orang anak.

Mengakuisisi PT Bimantara Citra

Ketika tahun 2000 yang lalu Hary Tanoesoedibjo kemudian mengambil alih kepemilikan PT Bimantara Citra Tbk sebuah perusahaan media yang kemudian berubah nama menjadi Global Mediacom. Sebelumnya perusahaan ini dimiliki oleh anak mantan Presiden Soeharto yaitu Bambang Trihatmodjo.

Hary Tanoesoedibjo kemudian mengusung ambisi ingin menjadi jawara bisnis media penyiaran dan telekomunikasi. Dan, mimpi itu terbukti. Kini Hary Tanoesoedibjo mempunyai banyak stasiun TV swasta seperti RCTI, MNC TV, dan Global TV, perusahaan TV berlangganan Indovision, juga stasiun radio Trijaya FM dan media cetak Harian Seputar Indonesia dan Majalah Ekonomi.

BACA JUGA :  Biografi dan Profil Travis Kalanick dan Gareth Camp - Pendiri Uber

Di bawah naungan PT Media Nusantara Citra (MNC), tak sampai lima tahun, Hary kemudian berhasil menguasai saham mayoritas di stasiun TV tersebut. Saham MNC sendiri 99,9% dimiliki oleh Bimantara Citra. Sejak memiliki Bimantara, Hary kian agresif di bidang media.

Ditambah lagi, Hary mempunyai kemampuan menentukan perusahaan-perusahaan media mana yang berpotensi untuk berkembang. Selain itu, banyak orang mengakui, kunci sukses Hary terletak pada kemampuannya menata kembali perusahaan yang sudah kusut alias bermasalah.

Ini terbukti ketika pria yang kabarnya pernah tidak naik kelas di masa SMA ini membenahi Bimantara yang terbelit utang. Sebelumnya, Bimantara juga memiliki stasiun radio Trijaya FM. Belakangan, untuk menambah eksistensinya dalam dunia media, Bimantara juga menerbitkan media cetak. Sampai saat ini ada majalah, tabloid, dan koran yang bergabung di bawah bendera Grup Bimantara.

Ada majalah ekonomi dan bisnis Trust, tabloid remaja Genie, dan pertengahan 2005 lalu menerbitkan harian Seputar Indonesia. Ke depan, MNC diproyeksikan menjadi perusahaan subholding yang bertindak sebagai induk media penyiaran di bawah Grup Bimantara.

MNC juga menjadi rumah produksi yang akan memasok acara-acara ke RCTI, TPI, Global TV, dan semua jaringan radionya. Selain itu, MNC akan membangun jaringan radio nasional di seluruh wilayah Tanah Air. Hary telah membuktikan kemampuannya membangun dinasti bisnis, dengan nilai aset US$ 7,2 miliar. Kinerja bisnis cemerlang itu ia lakukan hanya dalam tempo 14 tahun.

Raja Multimedia Indonesia

Hary memegang beberapa jabatan strategis di berbagai perusahaan terkemuka di Indonesia. Ia ditunjuk sebagai Presiden Direktur PT Global Mediacom Tbk (sejak tahun 2002) setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahaan tersebut. Ia adalah pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup PT Bhakti Investama Tbk sejak tahun 1989.

Selain itu, Hary saat ini juga memegang berbagai posisi di perusahaan-perusahaan lainnya, diantaranya sebagai Presiden Direktur PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) dan PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sejak tahun 2003, sebagai Komisaris PT Mobile-8 Telecom Tbk, Indovision dan perusahaan-perusahaan lainnya di bawah bendera Global Mediacom dan Bhakti Investama.

BACA JUGA :  Biografi Michael Dell, Kisah Perjalanan Pendiri Dell Computer

Hary juga pernah aktif sebagai Bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Ia telah berulang kali menjadi pembicara di berbagai seminar dan menjadi dosen tamu dalam bidang Keuangan Perusahaan, Investasi dan Manajemen Strategis untuk program magister di berbagai perguruan tinggi. Pada 2011, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Harry menduduki peringkat ke-22 dengan total kekayaan US$ 1,19 miliar.

Kunci Sukses Berbisnis Hary Tanoesoedibjo

Hary mengatakan, sudah dari awal ingin menjadi enterpreneurship. Ini menjadi tujuannya, dan selalu fokus dan disiplin mengejarnya. “Saya dari dulu ingin jadi enterpreneurship, dan untuk menjadi tujuan itu, saya terus fokus dan dislipin, anda juga pasti bisa melakukan itu,” ujarnya.

Hary mengatakan, kunci sukses pertama, adalah fokus dengan apa yang ingin dicapai. Jangan menyerah akan kegagalan, karena sukses itu tidak instan, sukses itu butuh proses. “Tujuan kita harus jelas dan fokus dan jangan berhenti sebelum tujuan itu tercapai, tapi kita harus ingat sukses besar adalah akumulasi dari sukses yang kecil-kecil,” ujar Hary.

Biografi, Profil, Hary Tanoesoedibjo

Kedua, Hary menambahkan, agar harus berdoa. Karena spiritual itu adalah kekuatan, untuk mencapai tujuan. “Istri saya banyak berdoa untuk saya, biasanya sebelum gol dalam tujuan, itu kita butuh wisdom, kita harus banyak berdoa, power of pray very strong,” ujar Hary.

Ketiga, Hary mengatakan, yakni membangun karakter yang baik, untuk selalu maju mencapai tujuan yang jelas. Untuk mencapai itu, hal utama dilakukan adalah fokus pada kualitas bukan kuantitas. “Banyak orang cari uang, tapi kalau saya bekerja uang nomor dua, tapi yang pertama adalah kualitas,” jelasnya.

Terakhir, kunci suksesnya untuk mencapai ini harus didari disiplin yang komitmen. Karena komitmen yang kuat menghasilkan mental dan fisik yang kuat. “Intinya kita harus berubah, karena musuh terbesar dalam hidup adalah diri kita sendiri,” ujar Hary.

BACA JUGA :  Biografi Dennis Hayes - Penemu Modem Komputer

Terjun ke Dunia Politik

Sukses membangun konglomerasi bisnis, Hary Tanoesoedibjo memutuskan terjun ke panggung politik. Di panggung baru ini, Hary bergabung dengan partai Nasional Demokrat (Nasdem), mesin politik besutan mantan politisi senior partai Golkar, Surya Paloh.

Keputusan Hary terjun ke dunia politik dilakukan setelah ia menguasai sepertiga pemirsa televisi di Indonesia. Bersama Surya Paloh yang juga pemilik media televisi di Indonesia, Hary mengadu peruntungan di kancah politik nasional. Jika dulu Hary Tanoesoedibjo fokus ber bisnis, kini ia harus rela meluangkan waktunya untuk berpolitik.

Salah satu yang ia lakukan saat ini adalah, menggalang pendukung di seluruh Nusantara untuk partai Nasdem, namun pada tanggal 21 Januari 2013 Hary Tanoesoedibjo menggelar konferensi pers dan menyatakan mundur dari kepengurusan partai Nasdem dan kembali fokus di dunia Bisnis.

Pendiri Perindo

Hary kemudian membentuk perkumpulan yang disebut Persatuan Indonesia (Perindo) yang berisikan anggota Partai Nasdem yang memutuskan keluar karena tidak sejalan dengan rencana Surya Paloh yang akan diangkat menjadi Ketua Umum.

Hary Tanoesoedibjo kemudian memilih bergabung dengan Partai Hanura pada tahun 2013 untuk melanjutkan kiprahnya dalam bidang politik selain berkecimpung dalam didunia bisnis multimedia. Di Partai Hanura besutan Wiranto, Hary Tanoesoedibjo menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Hanura.

Kemudian pada bulan Juli 2013, Wiranto bersama Hary Tanoesoedibjo resmi mendeklarasikan diri menjadi pasangan capres dengan mengusung slogan ‘pasti maju Indonesia’. Kedua pasangan mengklaim modal besar mencalonkan diri adalah pengalaman Wiranto memimpin TNI selama 35 tahun sementara sebagai pengusaha sukses Harry dianggap memahami persoalan ekonomi nasional.

Namun pencalonan ini gagal karena minimnya perolehan suara partai saat pemilu 2014. Kemudian pada awal tahun 2015, Hary memilih mendirikan partai Perindo atau Partai Persatuan Indonesia. Partai ini sebelumnya telah dideklarasikan pada tahun 2013.

itulah artikel ringkas tentang biografi hary tanoesoedibjo yang merupaan raja multimedia indonesia dan merupakan pengusaha sukses yang terkenal di Indonesia.

Advertisement